Selasa, 18 September 2012


Gerabah Kerajinan Masyarakat Lombok


Gerabah adalah salah satu bentuk kerajinan tangan masyarakat lombok khususnya banyu mulek yang merupakan salah satu sentra gerabah dilombok.
Banyumulek adalah sebuah desa yang merupakan salah satu dari sentra industri kerajinan gerabah yang ada di Lombok dan terletak di kecamatan Kediri kabupaten Lombok Barat. Luas daerahnya mencapai kira-kira 4. 21 ha dengan jumlah penduduk 10.347 jiwa dan lebih dari 80 % di antaranya    menggantungkan hidup pada kerajinan gerabah.

Kerajinan gerabah di Banyumulek dan Lombok secara umum telah ada sejak dahulu kala dan diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi berikutnya dan begitu seterusnya sehingga keterampilan membuat gerabah dapat lestari sampai sekarang. Sejarah pembuatan gerabah bermula dari sebuah legenda yang berkembang di masyarakat yang menceritakan bahwa Dewi Anjani, penguasa Gunung Rinjani, mengutus seekor burung, manuk bere, untuk menolong dan mengajarkan cara menanak nasi kepada sepasang suami isteri yang baru pertama kali memanen hasil pertaniannya. Sang burung tersebut mengajarkan juga bagaimana cara membuat periuk dari tanah liat yang berasal dari dataran tinggi. Oleh karena itulah, masyarakat Sasak percaya bahwa sejak saat itulah keterampilan membuat gerabah berkembang dan diwarisi sampai sekarang.

Pada awalnya, pengerajin gerabah di Lombok dan Banyumulek memproduksi gerabah hanya untuk keperluan rumah tangga atau perabot dapur sesuai dengan asal muasalnya sesuai dengan legenda Dewi Anjani. Namun seiring dengan perkembangan dan pergeseran zaman, desain, fungsi dan nilai komersil gerabah Banyumulek atau Lombok pun turut bergeser. Dewasa ini, hampir 80% samapai 90% hasil kerajinan gerabah berfungsi sebagai dekorasi atau barang seni semata ketimbang barang fungsional. Perkembangan gerabah dari segala sisinya juga turut didukung oleh berkembangnya pariwisata di Lombok. Banyak di antara para wisatawan yang tidak hanya membeli gerabah Banyumulek sebagai souvenir tapi juga memesannya dalam jumlah banyak untuk dijual kembali di tempat asal para wisatawan tersebut. Kondisi ini membuat para pengerajin di Desa Banyumulek semakin terpacu untuk memperindah bentuk dan warna gerabahnya, meningkatkan kualitas dan memperbanyak pilihan dan ukuran.
 
Menyadari perkembangan dari gerabah ini semakin pesat dan dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah daerah tidak tinggal diam. DISPERINDAG NTB melakukan sejumlah langkah antara lain memberikan bantuan secara teknis untuk meningkatkan kualitas gerabah, membina kerjasama dengan universitas, lembaga riset dan negara lain sperti New Zealand, dan mengikuti pameran hasil kerajinan tangan baik di dalam maupun di luar negeri untuk meningkatkan penjualan.

Saat ini gerabah Banyumulek dan Lombok secara umum telah menembus pasar dunia dengan 28 negara tujuan ekspor. Beberapa di antaranya adalah Amerika, Belanda, Italia, New Zealand, Spanyol, Norway, Denmark, Malaysia dll. Pada tahun 2002, nilai ekspor gerabah Banyumulek Lombok tercatat sekitar 1,116 juta dollar Amerika.
Selain Banyumulek, di Lombok terdapat beberapa desa lain yang juga menghasilkan gerabah denga kualitas ekspor sperti Desa Penujak Lombok Tengah dan desa Masbagik Lombok Timur. Dewasa ini, kerajinan gerabah telah menjadi harapan hidup lebih dari 10.000 pengerajin yang berasal dari ketiga desa tersebut di atas.

Di Indonesia, gerabah Lombok bersaing dengan gerabah Pleret dan gerabah Kasongan. Di luar negeri, saingan gerabah Banyumulek adalah gerabah Thailand. Namun demikian, gerabah Banyumulek Lombok punya daya saing yang baik karena bahan bakunya punya kandungan pasir kuarsa dan kaolinnya yang cukup tinggi. Selain itu gerabah Banyumulek Lombok sudah dilengkapi dengan sertifikat non toxic sehingga aman dipakai sebagai tempat menyajikan makanan.
gerabah banyumulek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar